sumber (finance.detik.com)
Podshub – Banyak negara memanfaatkan produk tembakau alternatif untuk menurunkan jumlah perokok. Melihat manfaatnya yang positif, pemerintah sudah seharusnya memberikan dukungan dengan menetapkan pajak yang lebih rendah dari pajak rokok.
Tembakau alternatif yang dimaksud adalah rokok elektrik atau vape, tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin. Sejumlah negara, seperti Inggris, dan Selandia Baru, telah memanfaatkannya untuk menurunkan jumlah perokok.
Kementerian Kesehatan Inggris baru-baru ini berupaya menurunkan prevalensi perokok dengan cara membagikan perlengkapan vape secara gratis kepada satu juta perokok. Skema beralih ke rokok elektrik untuk berhenti merokok (swap to stop) itu dilakukan, karena Inggris menargetkan negaranya bebas dari rokok mulai tahun 2030.
Presiden Advance Centre for Addiction Therapy Advocacy (ACATA) Malaysia, Arifin Fli mengungkapkan, dampak positif atas tersedianya akses terhadap produk tembakau alternatif itu dapat dilihat di sejumlah negara, seperti Inggris dan Selandia Baru.
Sebagaimana dikutip Kompas.id, kedua negara itu menganut Consumer Product Model, yang artinya konsumen memiliki akses terhadap produk tembakau alternatif. Hasilnya, jumlah perokoknya turun signifikan.
Selain melalui tembakau alternatif, skema lain untuk mendukung upaya menurunkan jumlah perokok adalah melalui kebijakan pajak. Caranya?
Pajak Rendah
Walter de Wit dari EY Global Trade Indirect Tax Partner, Belanda mengatakan, pemerintah bisa melakukannya melalui penetapan pajak yang lebih rendah dari pajak rokok. Salah satu negara yang sudah memetik hasilnya adalah Inggris.
Dalam kurun waktu 10 tahun (2011 – 2021), Inggris mampu menurunkan jumlah perokok yang signifikan, yaitu dari 20% menjadi 13% atau turun sebesar 35%. Berdasarkan capaian Inggris tersebut, dia menilai sangat penting untuk mempertimbangkan pemberian perlakuan pajak yang berbeda (antara tembakau alternatif dengan rokok).
Berdasarkan kajian risiko dalam pembuatan kebijakan, lanjut dia, pajak dan fiskal bisa digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk mendorong orang berpindah ke alternatif lebih baik.
Sejumlah riset, termasuk yang dilakukan oleh Public Health England (Sekarang UK Health Security Agency) menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif dapat mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok. Dengan bukti tersebut, pemerintah seharusnya menetapkan pajak lebih rendah dibanding rokok.
Di Indonesia, pemerintah justru menyatakan untuk cukai vape setiap tahunnya bakal naik 15% selama 5 tahun ke depan. "Ini berlaku setiap tahun naik 15% selama 5 tahun ke depan," kata Mentri Keuangan Sri Mulyani sebagaimana dirilis media, Kamis (4/11/2022).
Sementara itu, Philip Thompson dari Tholos Foundation, Amerika Serikat juga mengajak pemerintah di setiap negara untuk berpikir ulang terkait kebijakan pelarangan total terhadap suatu komoditas (vape). Dia khawatir, langkah tersebut justru akan berdampak buruk terhadap upaya menurunkan jumlah perokok.
