sumber(arvindo.org)
Podshub – Meski mengonsumsi rokok elektrik atau vape masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat, bisnis vape faktanya terus berkembang dari tahun ke tahun. Bahkan, bisnis ini juga melibatkan banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) memperkirakan, jumlah pelaku industri rokok elektrik di dalam negeri mencapai 8.000-9.000 pengusaha. Dari jumlah tersebut, ada yang posisinya produsen, distributor, hingga peritel UMKM.
Melihat perkembangan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Ritel Vape Indonesia (ARVINDO) Firmansyah Siregar meminta pemangku kebijakan (pemerintah) mendukungnya dengan membuat regulasi terkait rokok elektrik di Indonesia. Regulasi tersebut dinilai penting agar pelaku di industri ini bisa saling menjaga dan memiliki kepastian hukum.
Selain masalah kepastian hukum, ARVINDO juga memberi perhatian terhadap pengembangan sumber daya yang mengelolanya.
“Kita ingin toko ritel vape tidak hanya menyewa tempat, membuka tempat, membeli barang dan menunggu pelanggan saja. Saya ingin mereka juga bisa mengelola usahanya dengan baik. Kita ingin berkembang bersama dan maju bersama,” jelas dia, seperti dikutip dari Vapemagazine, Rabu (21/7/2023).
Dia berharap, pelaku UMKM industri vape di tanah air mampu menjawab tantangan yang ada agar industri vape tidak hanya dikuasai oleh segelintir orang atau pihak asing.
“Harapan dari ARVINDO, berkembangnya industri ini tidak mengabaikan UMKM yang terkait. Jadi kita ingin semua maju bersama-sama,” ungkapnya.
Selain masalah kepastian hukum, industri vape di tanah air juga menghadapi masalah terkait kampanye kesehatan yang mengkhawatirkan risiko kesehatan dari mengonsumsi vape. Pro dan kontra ini masih cukup hangat, kendati beberapa negara justru mendukung penggunaan vape, karena risikonya dinilai lebih kecil dari rokok konvensional.
